Sore itu, Mbok Sarinah sedang duduk di teras rumahnya sambil
menjahit pakaian suaminya yang sobek di bagian lengan, Sementara itu, anak
semata wayangnya yang berusia 10 tahun bermain bersama teman - temannya di
halaman rumah.
Tiba - tiba anaknya menghampiri, lalu berkata,"Mbok, cita - cita itu apa sih?".
"Itu, Mbak Putri temenku katanya cita - citanya mau jadi dokter!".
"Bagus itu, cita - cita adalah keinginan kalau sudah besar nanti".
"Ooo.. Gitu!", ujar anaknya.
"Kalau kamu ingin jadi apa nak?".
Dengan penuh semangat sang anak menjawab,"Aku mau jadi polwan!".
Dengan tegas Mbok Sarinah menjawab,"Tidak boleh!".
Si anak merasa heran, lalu mengganti jawabannya,"Kalau tidak boleh, aku mau jadi peragawati aja!".
Kini Mbok Sarinah makin marah,"Apa - apaan kamu, masak mau jadi peragawati. Tidak boleh!".
Si anak mulai merasa takut, lalu berkata,"Kenapa semua tidak boleh, apa aku hanya boleh di rumah saja?".
Mbok Sarinah memeluk anaknya dan berkata,"Karena kamu laki - laki Gus!".
Tiba - tiba anaknya menghampiri, lalu berkata,"Mbok, cita - cita itu apa sih?".
"Itu, Mbak Putri temenku katanya cita - citanya mau jadi dokter!".
"Bagus itu, cita - cita adalah keinginan kalau sudah besar nanti".
"Ooo.. Gitu!", ujar anaknya.
"Kalau kamu ingin jadi apa nak?".
Dengan penuh semangat sang anak menjawab,"Aku mau jadi polwan!".
Dengan tegas Mbok Sarinah menjawab,"Tidak boleh!".
Si anak merasa heran, lalu mengganti jawabannya,"Kalau tidak boleh, aku mau jadi peragawati aja!".
Kini Mbok Sarinah makin marah,"Apa - apaan kamu, masak mau jadi peragawati. Tidak boleh!".
Si anak mulai merasa takut, lalu berkata,"Kenapa semua tidak boleh, apa aku hanya boleh di rumah saja?".
Mbok Sarinah memeluk anaknya dan berkata,"Karena kamu laki - laki Gus!".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar